Pertumbuhan iman orang Kristen
mengalami tiga tahap yang di tandai dengan Baptis Air, Baptis Roh Kudus
dan Baptis Api. Tetapi bagaimanakah orang Kristen dapat bertumbuh
imannya hingga mencapai tahap Baptis Api, dalam hal ini kita dapat
belajar dari rasul Petrus, yang ditulis dalam suratnya yang ke
dua (tahun 60-70 M) kepada orang-orang Kristen yang ada di Pontus,
Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (1 Ptr.1:1). Saat surat ini
ditulis, rasul Petrus berusia sekitar enam puluh lima tahunan dan ini
adalah suratnya yang terakhir sebelum beliau martir, disalib terbalik di
Roma pada masa pemerintahan kaisar Nero.
“Justru karena itu kamu harus
dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan
penguasaan diri, dan kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada
ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara,
dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab
apabila itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya
menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan
kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, menjadi buta dan
picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan” (2Ptr.1:5-9).
Iman (faith)
adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman yang paling awal atau
paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat
manusia. Dan percaya bahwa melalui Yesus ada jalan kepada Allah
(Yoh.14:6)
Kebajikan (virtue)
adalah segala sifat-sifat baik (penyabar, pemurah, peramah, suka
menolong dan lain-lain) yang harus dipunyai seorang beriman dalam
dirinya, sifat-sifat itu sebenarnya sifat-sifat yang dipunyai Allah.
Pengetahuan (knowledge)
adalah segala pengetahuan firman Tuhan yang akan menuntun orang percaya
pada hidup yang penuh kebajikan yang dikehendaki Allah. Tanpa
pengetahuan firman Tuhan orang akan mudah tersesat oleh pandangannya
sendiri, yang sering sangat subyektif; mementingkan keuntungan dan
kesenangannya sendiri.
Penguasaan diri (temperance) adalah
segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada
pengetahuan akan firman Tuhan , sehingga tidak lepas kontrol dan lupa
karena kepentingannya sendiri, tapi lebih mementingkan pertumbuhan
imannya.
Ketekunan (patience)
adalah penguasaan diri yang sudah mendarah daging sehingga tahan
terhadap segala ujian dan kesulitan hidup dengan penuh kesabaran.
Kesalehan (godliness)
adalah keadaan dimana seorang beriman dapat bersikap, berbuat,
berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian,
penuh pengorbanan, penuh hikmat dan penuh makrifat. Pada posisi iman
seperti ini ia tidak dapat tergoda oleh hal-hal duniawi.
Kasih akan saudara-saudara (brotherly kindness)
adalah kesalehan yang timbul dari dalam hati yang diberlakukan di dalam
hubungannya dengan orang-orang yang dekat dengannya dan orang-orang
yang kenal dengannya, misalnya keluarga, saudara, orang tua, istri,
anak, karyawan, kolega, teman, dan saudara seiman.
Kasih akan semua orang (brotherly kindness charity)
adalah keadaan dimana orang beriman dengan penuh kesalehan dapat
bermurah hati kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan (apa agamanya,
rasnya, negaranya dan lain-lain). Pada posisi ini pertumbuhan imannya
sudah mencapai sempurna, seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia
mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri (Mat.22:39).
Dari pelajaran rasul Petrus di
atas dapat disimpulkan bahwa seorang percaya imannya bertumbuh seiring
dengan pembaharuan karakter manusiawinya. Semakin sempurna iman
seseorang maka akan semakin baik dalam bersikap, berbuat dan berpikir.
Dan pada tingkat yang sempurna ia bahkan rela memberikan nyawanya untuk
orang lain. Pada tingkatan iman seperti ini ia sudah siap untuk menerima
Baptis Api yang diberikan Tuhan Yesus.
Yoh.15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk saudara-saudaranya.
1 Yoh.3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia menyerahkan nyawanya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
Why.12:11 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
Penjabaran dalam tulisan ini bukan hasil pemikiran akali dari penulis tapi merupakan pengajaran dari Tuhan Yesus yang diperoleh melalui nubuat, pembukaan firman, bergaul dan hidup dengan Nya selama lebih dari duapuluh tiga tahun. Penulis hanya berusaha untuk merangkum dan menyusunnya menjadi tulisan-tulisan pendek. Besar harapan bahwa blog ini menjadi berkat bagi para pembaca yang haus akan firman Tuhan. Dan bila berkenan silahkan memberikan komentar, tanggapan, atau pertanyaan sebagai pendalaman terhadap pembahasan firman Tuhan. Penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian saudara .Tuhan Yesus memberkati saudara sekalian.
BalasHapus