Selasa, 26 Juni 2012

Khotbah di Bukit (9)

Khotbah di bukit ditulis oleh rasul Matius kepada orang-orang Yahudi kebanyakan yang kurang pendidikan, mempunyai tujuan untuk menegaskan bahwa 'Yesus adalah nabi yang akan datang', yang dinubuatkan oleh nabi Musa di dalam Taurat, yang harus didengarkan perkataannya (Ul.18:15). Karena Dia  adalah TUHAN sendiri yang memberikan  perintah  baru  di atas bukit (Mat.5:1-12), seperti  TUHAN yang telah memberikan Sepuluh Perintah kepada Musa di atas gunung Sinai.  Dengan menggunakan gambaran seperti ini, rasul Matius memberikan penilaian bahwa Yesus mempunyai kwalitas yang sejajar bahkan lebih dari pada  nabi Musa , dan orang Yahudi  dapat mengerti pesan yang diberitakannya itu.


Ul.18:15  Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.


Mat. 5:1-12   Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu".


1. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang miskin secara rohani dan selalu mengharapkan pertolongan Allah , karena ia sendiri tidak menemukan jalan bagi dirinya sendiri untuk mendapatkan  hidup yang nyaman dan tenang. Mereka yang mempunyai perasaan seperti ini akan mendapatkan Kerajaan Allah sebagai miliknya, yaitu sukacita damai sejahtera dalam hatinya dan tidak kuwatir akan hidupnya.


2. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Orang yang berdukacita adalah orang yang senantiasa memikirkan hidup orang lain/ mempunyai empathi  terhadap kesusahan orang lain. Dalam hal ini ia tidak bermalas-malasan  untuk berbagi dengan orang lain,  karena itu ia mendapatkan kebahagiaan batin atau kepuasan dalam hatinya,  yang tidak dapat diperolehnya dari segala macam barang duniawi yang dimilikinya.


3. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Orang yang lemah lembut adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan penuh perhatian dan dengan hati yang tulus, tidak dengan motivasi lain, misalnya : untuk mencari keuntungan atau memuaskan keinginan dagingnya. Ia tidak menilai orang dari penampilan luarnya saja, dan tidak membeda-bedakan orang atas dasar apapun, baik ras, agama, suku, budaya, umur, jabatan, jumlah kekayaan, warna kulit, dan lain-lain. Ia memandang orang lain sebagai manusia seutuhnya,  yaitu sebagai ciptaan Tuhan yang bermartabat, mulia dan berharga untuk dikasihi.


4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang senantiasa mengusahakan hidupnya sesuai dengan firman  Tuhan (Mat. 4:4), karena Tuhan sendiri adalah sumber kebenaran (Yoh. 14:6). Dengan tindakannya itu, ia dapat berjalan  selangkah demi selangkah  di jalan Tuhan (Mzm. 119:105) untuk menuju kepada Kerajaan Allah yang kekal.


Mat. 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."


Mat. 14:6   Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Mzm. 119:105  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.


5. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Orang  yang murah hatinya adalah orang yang selalu mau memberi kepada orang lain dengan sepenuh hati, baik waktu, harta dan  hidupnya, bahkan nyawanya  akan diberikan bila memang diperlukan. Walaupun demikian ia tidak pernah kekurangan, karena Tuhan senantiasa memberikan segala sesuatu yang baik dan memberi semua yang dibutuhkan di dalam hidupnya.


Mzm. 23:1-6  Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.


6. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Orang yang suci hatinya adalah orang yang hidup dengan sepenuh hati mengikut Tuhan, sehingga dalam segala perasaan, pikiran, perkataan dan tindakannya, semuanya sesuai dengan hati nuraninya yang terdalam. Di dalam dirinya sudah tidak terdapat lagi satu titik kepalsuan atau kebohongan atau kemunafikan. Bilamana 'ya' akan dikatakannya 'ya', bila 'tidak' maka akan dikatakannya 'tidak'. Orang yang demikian termasuk orang yang sudah  dewasa imannya, sehingga bila Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya, maka ia akan termasuk orang yang akan melihatNya dan diangkatNya ke langit.


Mat. 5:37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


Why. 14:4-5  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


7. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Orang yang membawa damai adalah orang yang keberadaannya membawa kesejukan, kegembiraan, kesenangan, ketenangan, kesukaan, kebebasan, kelegaan, dan segala perasaan yang nyaman bagi orang-orang di dekatnya. Ia akan dapat memberikan jalan bagi orang yang berada dalam kebuntuan. Ia akan dapat mendamaikan orang yang sedang bermusuhan. Ia akan dapat menolong orang yang dalam kesulitan. Dan ia akan dapat menunjukan jalan Tuhan kepada orang yang hidup tersesat di dalam lembah kekelaman (hidup dalam dosa).


8. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran adalah orang yang melakukan perbuatan baik sesuai dengan hati nurani dan firman Tuhan tetapi dicela, dimusuhi dan dianiaya, karena menentang dan merugikan orang yang hidup tidak benar. Dari sisi rohani sesungguhnya Tuhan sedang menguji iman orang itu. Bilamana kemudian ia bertahan menghadapi keadaan itu maka imannya akan meningkat dan bertumbuh dengan cepat sampai menjadi dewasa, dan ia menemukan Kerajaan Sorga. Ia akan selalu dapat bersyukur dan dapat berserah kepada Tuhan Yesus serta senantiasa mempunyai sukacita damai sejahtera dalam hatinya disepanjang hidupnya. Bila demikian maka ia akan merasakan hidupnya di dunia seperti di dalam sorga.


Mat. 6:9-13  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]


9. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnah kan segala yang jahat.
Pada Perintah Berbahagia yang ke sembilan Tuhan Yesus memberikan satu peringatan bagi orang yang mengikutiNya, untuk bersiap-sedia menanggung semua beban dan kesulitan yang akan dihadapinya karena keputusan itu. Yaitu segala penderitaan yang harus ditanggungnya mulai dari perasaan, harga diri yang bersifat batiniah  sampai kepada siksaan fisik terhadap  mereka.


10. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Pada Perintah Berbahagia yang ke sepuluh Tuhan Yesus memberikan satu penghiburan bagi orang yang mau mengikutinya dan bertahan dengan imannya. Bahwa semua yang akan dihadapinya bukanlah hal baru dan bukanlah hal yang sangat sulit karena hal itu juga sudah dialami terlebih dahulu oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama dan mereka dapat menanggungnya sampai selesai.


Dengan Sepuluh Perintah Berbahagia  dalam khotbah di bukit yang diberikan Tuhan Yesus itu, Ia memberikan dasar bagi orang beriman tentang bagaimana mereka harus mulai (start) menjalani hidup yang benar, dan sejauh mana perjalanan iman yang harus mereka lalui sampai batas akhirnya (finish).  Sebagaimana Tuhan Yesus menyimpulkan Sepuluh Perintah yang diterima  Musa di gunung Sinai dengan dua kalimat yang ringkas, yaitu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Maka Sepuluh Perintah Berbahagia  yang diberikan Tuhan Yesus Kristus di dalam Khotbah di Bukit dapat diringkas menjadi : "Berbahagialah orang yang berharap kepada Tuhan Yesus Kristus, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi; dan  berbahagialah orang yang menderita dan mati dalam nama Tuhan Yesus Kristus". 
Jadi Sepuluh Perintah TUHAN di atas gunung Sinai diberikan kepada bangsa Israel, karena mereka masih hidup di bawah Hukum Dosa yang mematikan;  tetapi   Sepuluh Perintah Berbahagia di atas bukit diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada bangsa Israel Rohani, karena mereka sudah hidup di bawah Hukum Kasih Karunia yang menyelamatkan.


Mat. 22:37-39  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Pemuridan oleh Tuhan Yesus (8)





Pemuridan yang dilakukan Tuhan Yesus pertama kali dilakukan dengan memanggil dua belas orang murid, mereka adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas, Yakobus ben Zebedeus dan Yohanes ben Zebedeus, Filipus dan Natanael atau yang dipanggil Bartolomeus (Yoh.1:45), Tomas atau yang dipanggil Didimus (Yoh.11:16) dan Matius pemungut cukai, Yakobus ben Alfeus dan yudas ben Yakobus  atau yang dipanggil Tadeus (Luk.6:16) , Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot (Mat.10:2-4).  Kemudian ia juga mengutus tujuh puluh orang murid (Luk.10:1). Dan disamping murid-murid itu Tuhan Yesus juga mengajar  banyak orang yang berbondong-bondong datang kepada Nya (Luk.8:4). Jadi Tuhan Yesus mengelompokan murid-muridnya dalam tiga lingkaran, yaitu:


1. Murid Lingkaran Dalam,  yang terdekat denganTuhan Yesus,  terdiri dari dua belas murid yang disebutNya rasul (Luk.6:13).


2. Murid Lingkaran Tengah, yang terdiri dari tujuh puluh orang murid , mereka tidak disebutkan masing-masing namanya.


3. Murid Lingkaran Luar, yang terdiri dari banyak  orang yang datang kepadaNya.


Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia juga masih memilih dan mengangkat murid-murid yang jumlahnya tak terhitung banyaknya sampai kedatangan Nya kembali kelak. Dan pola pemuridan yang dipraktekan Nya juga masih sama, yaitu seperti yang dilakukan Nya ketika Ia hidup di bumi sebelum kenaikanNya ke sorga.


Murid Lingkaran Dalam.


Murid Lingkaran Dalam adalah murid-murid Tuhan Yesus yang dipilih dan yang mau menyerahkan hidup seutuhnya bagi   Tuhan Yesus, karena Ia meminta mereka meninggalkan seluruh miliknya dan masa depannya untuk mengikuti Dia. Mereka  harus berikrar atau berjanji kepada Tuhan Yesus,  hidup selibat/ hidup tidak menikah untuk Tuhan Yesus/ untuk Kerajaan Allah, bukan untuk organisasi atau untuk yang lain, paling tua pada  usia 30 tahun untuk seorang wanita dan  35 tahun untuk seorang pria.


Mat. 19:11-12   Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” 


Mat.19:21-22   Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”  Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.


Murid Lingkaran Dalam akan diperintahkan untuk berpuasa empat puluh hari empat puluh malam tanpa makan dan minum, bila Tuhan Yesus  menganggap imannya sudah cukup (lihat peta pertumbuhan iman Kristiani). Hal ini harus dilakukan, sebab mempunyai tujuan untuk mengalahkan iblis dan untuk mendapatkan kuasa Roh Kudus, sebagai perlengkapan di dalam pelayanannya. Karena Tuhan Yesus sudah mengatakan  akan melengkapi murid-muridNya dengan tanda atau kuasa Roh Kudus di dalam pelayanan mereka memberitakan Injil Kerajaan Allah.


Mrk.16:15-18   Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,  mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Murid Lingkaran Dalam dan murid Lingkaran Tengah diberikanNya karunia untuk mengetahui rahasia Firman Tuhan, sehingga mereka mengerti kehendak Tuhan dengan tepat dan diberikan karunia yang membuatnya mampu melakukan Firman Tuhan. Hal ini sangatlah menentukan pertumbuhan imannya, karena untuk dapat bertumbuh dengan benar,  iman memerlukan pengetahuan Firman Tuhan. Tanpa pengetahuan Firman Tuhan maka iman seseorang akan mudah tersesat dan bantat atau mati.


Mrk. 4:10-12   Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.  Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,  supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”


2 Ptr. 1:5 -7  Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,  dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Murid Lingkaran Dalam mempunyai kesempatan untuk mendapatkan tempat disisi kiri dan sisi kanan Tuhan Yesus dalam KerajaanNya (Mat.20:21). Hal ini dapat dicapai mereka dengan tiga jalan. Pertama: imannya tumbuh sampai sempurna ketika masih hidup di dunia, Ketika murid Lingkaran Dalam mengalami tahap pertumbuhan iman sampai sempurna, ia akan dikenakan tubuh kemuliaan dan terangkat ke sorga, seperti nabi Elia  (2 Raj.2:1-11).
Ke dua: Ketika murid Lingkaran Dalam harus berhadapan dengan Antikris dan ia bersedia menyerahkan nyawanya utuk Tuhan Yesus , dalam arti meninggal dunia menjadi martir (Mat.10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya). Ia  memperoleh posisi terhormat disisi Tuhan,  yang sebenarnya ia belum sampai pada pertumbuhan iman yang sempurna. Ia mendapatkan suatu keuntungan, seperti Stefanus (Kis.7:59).
Ketika murid Lingkaran Dalam harus menyelesaikan hidupnya sampai batas akhir usia yang telah ditentukan Allah Bapa dalam arti meninggal dunia secara alamiah. Ia merupakan seorang murid yang sangat terpuji karena mampu menyelesaikan seluruh rintangan, halangan, dan godaan sepanjang hidupnya. Ia tetap hidup sesuai dengan ikrarnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah juara sejati yang mampu menyelesaikan semua pertarungan iman dengan penuh kemenangan seperti rasul Yohanes ben Zebedeus.


Murid Lingkaran Tengah. 


Adalah murid-murid  Tuhan Yesus yang mau mengikuti Nya tapi tidak hidup selibat, mereka mengalami pertumbuhan yang sama dengan murid Lingkaran Dalam, tetapi mereka hanya mempunyai satu kesempatan saja untuk dapat duduk disisi Tuhan Yesus dalam KerajaanNya, yaitu lewat martir.  Mereka tidak perlu berpuasa untuk mengalahkan iblis , tapi masih bisa melakukan pekhabaran Injil dan Tuhan Yesus tetap menyertai didalam pekerjaan mereka.


Murid Lingkaran Luar. 


Adalah murid-murid Tuhan Yesus yang datang sebagai pendengar saja. Mereka  walaupun mendengar firman Tuhan tetap tidak mengerti dan tidak menanggapi firman Tuhan. Akibatnya pertumbuhan iman mereka sangat lambat dan bahkan banyak yang layu dan mati oleh berbagai macam pencobaan dan godaan dunia.
Pola pemuridan yang diterapkan Tuhan Yesus di atas prinsipnya telah diterangkan Nya dengan perumpamaan tentang talenta dan perumpamaan tentang seorang penabur. Dimana pada perumpamaan tentang Talenta diterangkan bahwa masing-masing orang diberikan kebebasan untuk memilih talenta yang akan diambilnya sesuai dengan kesanggupannya masing-masing, tetapi mereka yang mengambil talenta lebih banyak tanggung-jawabnya lebih berat. Pada kenyataannya justru yang mengambil talenta yang lebih banyak menghasilkan lebih baik dari pada yang hanya mengambil satu talenta saja. Dalam hal ini orang yang diberi lima talenta mewakili orang yang mau mengikut Yesus sebagai murid pada Lingkaran Dalam, orang yang diberi dua talenta mewakili mereka yang mau mengikut Yesus sebagai murid pada Lingkaran Tengah,  sedangkan orang yang diberi satu talenta mewakili mereka yang mengikut Yesus sebagai murid pada Lingkaran Luar.  


Mat. 25:14-30   “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.  Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.  Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.  Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.  Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.  Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.  Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.  Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!  Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?  Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.  Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.  Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.  Dan campakanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Sedangkan perumpamaan tentang seorang penabur menerangkan bagaimana masing-masing orang yang mendengar firman Tuhan dan mengerti lalu menanggapinya, mempunyai pertumbuhan iman yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing hati orang itu. Hal ini digambarkan Tuhan Yesus dengan tanah ladang yang ada di pinggir jalan. Mereka yang mempunyai hati yang sungguh-sungguh tulus mengikut Tuhan digambarkan sebagai tanah yang subur, mereka inilah yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai murid.  Yang menghasilkan buah seratus kali lipat adalah mereka yang adalah murid Lingkaran Dalam, yang menghasilkan buah enam puluh kali lipat adalah murid Lingkaran Tengah, dan yang menghasilkan buah tiga puluh kali lipat adalah murid Lingkaran Luar.


Mat. 13:3-9   Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.  Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!


Dari pengajaran ini, Tuhan Yesus  jelas memberikan kepada orang beriman untuk bebas memilih apakah mau menjadi murid Lingkaran Dalam, atau murid Lingkaran Tengah, atau murid Lingkaran Luar. Tetapi sebelum menentukan pilihan Tuhan mengingatkan agar orang beriman memikirkan dengan baik-baik keputusannya, agar sesuai dengan kemampuannya. Jangan sampai kemudian mengalami nasib seperti benih yang jatuh di pinggir jalan, atau benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, atau benih yang jatuh di tengah semak duri. Hal ini Tuhan Yesus ingatkan dengan sebuah perumpamaan :


Luk. 14:26-35   “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.  Barangsiapa tidak memikul salib nya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!

Kerajaan Seribu Tahun Damai (7)

Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang ke dua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. (Why.20:6)


Kerajaan Seribu Tahun Damai mulai dengan diawali oleh kedatangan Tuhan Yesus ke bumi untuk yang ke dua kalinya, dari atas awan-awan di langit (Kis.1:11), Tuhan mengangkat orang-orang kudusNya naik ke langit bertemu dengan Nya dan orang-orang kudus lainnya yang telah martir dalam nama Nya (Why14:4). Maka saat itu Tuhan Yesus mulai memerintah Kerajaan Sorga (Why.20:4), yang kuasaNya meliputi dunia roh dan dunia fana. Dan selama waktu yang lama (seribu tahun) Tuhan mengutus orang-orang kudusNya ke bumi dan ke dalam dunia orang mati (Why.14:6).

Kis.1:11 Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.

Why.14:4   Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Why.14:6   Dan aku melihat seorang malaikat terbang ditengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum.

Tapi sebelum kedatanganNya itu , Tuhan Yesus mengutus terlebih dahulu dua orang saksiNya (Why.11:3) untuk menyiapkan jalan bagi Nya. Mereka adalah dua orang yang meluruskan jalan bagi Tuhan, seperti Yohanes Pembaptis pada saat kedatanganNya yang pertama (Mat.3:3). Dua orang saksi ini akan mengajar orang-orang beriman , melakukan perbuatan mujizat dan melakukan banyak tanda selama tiga setengah tahun (Why.3:3); kemudian martir (Why.11:7) dan tiga setengah hari kemudian dibangkitkan (Why.11:11), lalu diangkat naik ke sorga (Why.11:12). Semua itu tejadi sebagai kesaksian kepada dunia bahwa Tuhan Yesus sebelumnya juga telah mati, bangkit dan naik ke sorga dengan cara yang sama dan mereka adalah utusan Nya. Setelah itu selama tiga setengah tahun terjadi penganiayaan terhadap orang beriman, dan banyak diantara mereka yang martir (Why.13:10; 14:4) dan lainnya bertumbuh imannya menjadi sempurna , barulah kemudian Tuhan Yesus datang.

Why.11:3   Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksiKu, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Mat.3:3   Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata:”Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:  Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.


Why.11:7   Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.

Why.11:11   Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat menjadi sangat takut.

Why.11:2   Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: “Naiklah kemari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Why.13:10  Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

Selama pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, Tuhan mengutus orang-orang kudus Nya ke bumi untuk mengajar, menasihati, membimbing orang-orang beriman; sehingga iman mereka bertumbuh dan menjadi sempurna seperti dirinya. Mereka menggunakan tubuh kemuliaan, sehingga dapat masuk ke dalam rumah tanpa harus melalui pintu, dan dapat datang- pergi dalam sekejap, karena ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keberadaannya seperti Tuhan Yesus (selama empat puluh hari) setelah kebangkitanNya (Kis.1:3). Orang-orang beriman akan mengenali siapa dirinya dan ia juga mengenali orang-orang beriman dimana ia datang, karena ia mempunyai kemampuan mengenali latar belakang seseorang tanpa harus kenal terlebih dahulu.

Kis.1:3   Kepada mereka Ia menunjukkan diri Nya setelah penderitaan Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.

Selama pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, Tuhan juga mengutus orang-orang kudus Nya ke dunia orang-orang mati untuk menginjili mereka yang selama hidupnya belum pernah mendengar Injil keselamatan yang dari Tuhan (Why.14:6). Ketika orang-orang kudus masuk ke dalam dunia orang mati, keadaan akan berubah menjadi sejuk dan nyaman, sehingga banyak diantara mereka yang kemudian menolak Injil. Bagi mereka yang mau menerima Injil mereka akan diselamatkan dan langsung berada di firdaus, tapi yang tidak mau menerima Injil akan mendapat hukuman kekal bersama-sama iblis dan setan (Why.14:11).

Why.14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barang siapa yang menerima tanda namanya.”

Selama Pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun Damai, pemerintahan dunia masih ada dan masih mempunyai peranan sebagai pemerintahan yang mempunyai otoritas seperti masa sekarang. Pada masa itu orang yang hidup di bumi masih melakukan aktifitasnya seperti masa sekarang. Mereka masih kawin-mengawinkan, masih bersaing mencari harta dunia, masih ada agama-agama, masih berebut menjadi pemimpin, masih terjadi kejahatan, dan lain-lain masih sama seperti masa sekarang; tidak ada perubahan. Perbedaan pada masa itu adalah bahwa dalam persekutuan orang-orang beriman sering kedatangan orang-orang kudus yang diutus Tuhan Yesus ke tengah-tengah mereka. Mereka hidup menurut bimbingan orang-orang kudus. Roh Kudus tidak lagi berdiam di dalam diri orang beriman, dan karunia-karunia Roh sudah tidak dinyatakan lagi. Injil sudah tidak dikhabarkan lagi karena sudah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus. Pendeta-pendeta atau yang mengaku hamba Tuhan sudah tidak berkhotbah lagi. Orang-orang beriman tidak lagi hidup dengan iman, tapi dengan penglihatan dan pengalaman. Mereka hanya berharap dapat martir bagi nama Tuhan, karena itulah jalan mereka untuk dapat diselamatkan (Why.14:12-13). Atau ada jalan lain, tapi yang sangat sulit dicapai, yaitu mereka harus menjadi sempurna seperti Henokh (Kej.5:24).

Why.14:12-13   Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang yang mati dalam Tuhan , sejak sekarang ini.”

Kej.5:24   Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Iman, Pengharapan dan Kasih (6)





Yang menjadi dasar pengajaran Tuhan Yesus ada tiga hal, yaitu Iman, Pengharapan, dan Kasih. Jadi bagi semua orang yang mau mengikutiNya maka mereka harus hidup dengan memperhatikan tiga dasar itu. Karena dengan memperhatikan tiga dasar itu,  ia baru dapat hidup menurut kehendakNya.


Iman
Iman yang mula-mula adalah percaya pada pemberitaan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia untuk menebus dosa manusia, hidup, mati, bangkit, naik ke sorga dan akan datang kembali untuk menjemput orang-orang pilihanNya. Jadi 'percaya' adalah awal (starting point) dari iman.
Setiap orang yang percaya pada pemberitaan Injil maka ia harus bertobat dan hidup baru, yaitu hidup menurut iman selama hayat dikandung badan sampai ia dipanggil Tuhan ke sorga.


Rm. 10:9  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.


Rm.10:17  Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.


Ibr. 11:1  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.


Pengharapan
Orang yang percaya pada pemberitaan Injil dan mau hidup menurut iman, karena ia mempunyai pengharapan akan keselamatan dan hidup kekal yang dijanjikan Tuhan Yesus dalam Kerajaan Nya. Tetapi ia harus hidup menurut tuntunan roh, yaitu mau menyalibkan dagingnya, untuk menyucikan diri.


Tit. 1:2  dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,


1 Ptr. 1:3-5  Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.


1 Yoh. 3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.


Kasih
Orang percaya yang mau hidup menurut roh akan memperhatikan semua yang diperbuatnya selama hidupnya, yaitu berusaha berbuat kasih terhadap sesamanya, seperti yang ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.


1 Kor.13:4-7  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Orang yang sabar adalah mereka yang senantiasa mau memberi maaf pada orang yang bersalah kepadanya.

Orang yang murah hati adalah mereka yang dengan tulus mau memberikan pertolongan kepada semua orang yang membutuhkan.

Orang yang tidak pencemburu adalah mereka yang merasa senang dengan kesuksesan orang lain, walaupun dirinya sendiri kurang sukses.

Orang yang tidak memegahkan diri dan tidak sombong adalah mereka yang menerima kesuksesan dirinya dengan bersyukur, sehingga tidak lupa bahwa semua itu dikaruniakan Tuhan, bukan semata-mata karena hasil usahanya sendiri.

Orang yang tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri adalah mereka yang senantiasa ingat bahwa Tuhan menyertainya, sehingga ia selalu menjaga dirinya agar dapat hidup sesuai dengan kehendakNya.

Orang yang tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain adalah mereka yang mau memahami kekurangan orang lain dan menerimanya dengan ikhlas.

Orang yang tidak suka dengan ketidakadilan, tetapi karena kebenaran adalah orang yang hidup jujur sesuai dengan hati nuraninya / suara Roh Kudus.

Orang yang menutupi segala sesuatu adalah mereka yang tidak suka membesar-besarkan masalah. Masalah besar akan dibuatnya menjadi kecil, dan masalah kecil akan dibuatnya menjadi bukan masalah.

Orang yang percaya segala sesuatu adalah mereka yang percaya pada janji Tuhan.

Orang yang mengharapkan segala sesuatu adalah mereka yang mengharapkan penggenapan janji Tuhan .

Orang yang sabar menanggung segala sesuatu adalah mereka yang terus menerus mengharap penggenapan janji Tuhan itu walaupun harus mengalami hambatan dan siksaan, baik secara batin maupun secara fisik.

Pertumbuhan iman Kristiani (5)

Pertumbuhan iman orang Kristen mengalami tiga tahap yang di tandai dengan Baptis Air, Baptis Roh Kudus dan Baptis Api. Tetapi bagaimanakah orang Kristen dapat bertumbuh imannya hingga mencapai tahap Baptis Api, dalam hal ini kita dapat belajar dari rasul Petrus, yang ditulis dalam suratnya yang ke dua (tahun 60-70 M) kepada orang-orang Kristen yang ada di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (1 Ptr.1:1). Saat surat ini ditulis, rasul Petrus berusia sekitar enam puluh lima tahunan dan ini adalah suratnya yang terakhir sebelum beliau martir, disalib terbalik di Roma pada masa pemerintahan kaisar Nero.

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, dan kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan” (2Ptr.1:5-9).

Iman (faith) adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman yang paling awal atau paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat manusia. Dan percaya bahwa melalui Yesus ada jalan kepada Allah (Yoh.14:6)

Kebajikan (virtue) adalah segala sifat-sifat baik (penyabar, pemurah, peramah, suka menolong dan lain-lain) yang harus dipunyai seorang beriman dalam dirinya, sifat-sifat itu sebenarnya sifat-sifat yang dipunyai Allah.

Pengetahuan (knowledge) adalah segala pengetahuan firman Tuhan yang akan menuntun orang percaya pada hidup yang penuh kebajikan yang dikehendaki Allah. Tanpa pengetahuan firman Tuhan orang akan mudah tersesat oleh pandangannya sendiri, yang sering sangat subyektif; mementingkan keuntungan dan kesenangannya sendiri.

Penguasaan diri (temperance) adalah segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada pengetahuan akan firman Tuhan , sehingga tidak lepas kontrol dan lupa karena kepentingannya sendiri, tapi lebih mementingkan pertumbuhan imannya.

Ketekunan (patience) adalah penguasaan diri yang sudah mendarah daging sehingga tahan terhadap segala ujian dan kesulitan hidup dengan penuh kesabaran.

Kesalehan (godliness) adalah keadaan dimana seorang beriman dapat bersikap, berbuat, berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian, penuh pengorbanan, penuh hikmat dan penuh makrifat. Pada posisi iman seperti ini ia tidak dapat tergoda oleh hal-hal duniawi.

Kasih akan saudara-saudara (brotherly kindness) adalah kesalehan yang timbul dari dalam hati yang diberlakukan di dalam hubungannya dengan orang-orang yang dekat dengannya dan orang-orang yang kenal dengannya, misalnya keluarga, saudara, orang tua, istri, anak, karyawan, kolega, teman, dan saudara seiman.

Kasih akan semua orang (brotherly kindness charity) adalah keadaan dimana orang beriman dengan penuh kesalehan dapat bermurah hati kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan (apa agamanya, rasnya, negaranya dan lain-lain). Pada posisi ini pertumbuhan imannya sudah mencapai sempurna, seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri (Mat.22:39).

Dari pelajaran rasul Petrus di atas dapat disimpulkan bahwa seorang percaya imannya bertumbuh seiring dengan pembaharuan karakter manusiawinya. Semakin sempurna iman seseorang maka akan semakin baik dalam bersikap, berbuat dan berpikir. Dan pada tingkat yang sempurna ia bahkan rela memberikan nyawanya untuk orang lain. Pada tingkatan iman seperti ini ia sudah siap untuk menerima Baptis Api yang diberikan Tuhan Yesus.

Yoh.15:13   Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk saudara-saudaranya.

1 Yoh.3:16   Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia menyerahkan nyawanya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Why.12:11   Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Berdoa (4)

Doa adalah komunikasi yang dilakukan manusia kepada Allah. Bagi orang beriman doa adalah komunikasi orang beriman dengan Allah dalam nama Yesus Kristus. Doa merupakan nafas dari iman orang percaya, karena dengan doa imannya dikuatkan dan dapat hidup, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. Banyak orang beriman yang berdoa tapi tidak pernah mendapatkan jawaban dari Tuhan. Hal itu terjadi karena mereka berdoa tidak dari hati, tapi hanya di bibir saja. Kebanyakan mereka berdoa dengan ucapan-ucapan yang telah dihafalkan atau meniru doa orang lain, yang terdengar merdu dan indah didengar tetapi tidak keluar dari dalam hati. Sedangkan doa yang benar adalah doa yang merupakan ungkapan dari hati yang terdalam dan diucapkan melalui bibir dengan bersuara. Jadi ucapan-ucapannya adalah ungkapan perasaan yang ada di dalam hatinya. Niscaya doa yang demikian akan didengar Tuhan dan Ia akan menjawabnya. Tuhan Yesus menjawab doa orang beriman dengan bermacam-macam cara, bisa dengan mimpi, penglihatan, suara di telinga, nubuat, membaca firman, mendengar khotbah, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Ada tiga tahap komunikasi yang dilakukan orang beriman dengan Tuhan Yesus, yaitu komunikasi satu arah (monolog), Komunikasi dua arah (dialog) dan komunikasi lewat hati. Ketiga tahap komunikasi itu berkaitan pula dengan pertumbuhan rohani orang beriman, semakin dewasa iman seseorang semakin mudah dan lancar ia berkomunikasi dengan Tuhan.

Komunikasi satu arah (monolog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi hanya satu arah . Bagi orang yang baru bertobat tapi belum di baptis Roh, komunikasi dilakukan dengan doa syafaat atau doa dengan menggunakan bahasa manusia. Tapi hanya satu arah saja yaitu dari manusia kepada Tuhan Yesus. Bagi orang beriman yang sudah di baptis Roh, selain dengan doa syafaat , ia juga dapat berdoa dengan menggunakan Karunia bahasa roh, tapi juga hanya satu arah saja, dari manusia kepada Tuhan. Kelebihan berdoa dengan bahasa roh yaitu kita dapat mengungkapkan perasaan terdalam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa manusia, dan dengan menggunakan karunia bahasa roh tidak akan pernah kehabisan kata-kata.

1 Kor.14:2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

Karunia bahasa roh harus digunakan setiap hari di dalam doa pribadi sebab doa dengan menggunakan karunia bahasa roh lebih efektif daripada dengan doa syafaat, karena dapat mengungkapkan semua perasaan dengan sempurna. Dan dengan melakukannya setiap hari orang beriman ibarat sebatang ranting pada pokok anggur, ia akan mendapat makanan , hidup dan akhirnya berbuah.

Yoh.15:4  Tinggal lah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian pula kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Jadi karunia bahasa Roh diberikan Tuhan Yesus (sebagai tanda baptis Roh), supaya digunakan untuk membangun iman orang percaya, bertumbuh dan menghasilkan buah Roh. hal ini bisa terjadi karena Roh yang ada di dalam diri orang percaya mendapat kesempatan untuk bekerja dan mengubah tabiat ‘manusia lama‘ menjadi ‘manusia baru’ yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hal ini orang beriman tidak mengusahakannya sendiri, tapi Tuhan Yesus yang mengerjakannya bagi orang beriman.

Komunikasi dua arah (dialog) adalah komunikasi antara orang beriman dengan Tuhan Yesus yang terjadi bolak-balik atau dua arah. Orang bisa berdoa syafaat atau berdoa dengan menggunakan karunia bahasa roh, dan apabilaTuhan Yesus berkenan akan berfirman kepadanya melalui berbagai media, baik melalui penglihatan, nubuat, suara, mimpi atau Alkitab. Tapi dialog yang demikian ada jeda waktu antara doa dan jawabannya, mulai dari beberapa detik sampai beberapa hari. Misalnya seorang beriman berdoa, ia harus menunggu beberapa lama, baru mendapat jawaban berupa penglihatan, suara atau nubuat (bila sudah mendapat karunia bernubuat). Atau mendapat mimpi pada waktu ia tidur. Atau mendapat “pembukaan firman” ketika bersaat teduh.

Komunikasi lewat hati adalah komunikasi yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman pada saat melakukan puasa yang diperintahkan Nya. Dalam komunikasi ini orang beriman berbicara kepada Tuhan atau mendengar suara Tuhan dengan menggunakan hati (batin). Dalam hal ini tidak perlu menunggu jawaban Tuhan, karena orang beriman dapat berbicara kepada Tuhan Yesus seperti berbicara melalui telephon. Puasa yang dijalani adalah puasa selama 40 hari 40 malam tidak boleh makan dan minum, selain perjamuan kudus. Dan hati (batin) yang dimaksud adalah tempat atau titik di tengah-tengah kepala, bukan di dada yang dimengerti kebanyakan orang.

Mat.9:15   Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Mat.4:2   Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Banyak orang beriman yang berdoa meminta berkat, tetapi bila sudah berbicara mengenai berkat maka yang diingat adalah hal-hal duniawi. Ini adalah suatu kekeliruan terhadap kehendak dan keinginan Tuhan, karena Tuhan Yesus lebih menyukai orang beriman berpikiran rohani. Jadi berdoa yang benar adalah berbicara tentang hal-hal yang rohani kepada Tuhan bukan hal duniawi. Karena hal duniawi sudah diberikan Allah kepada semua umat manusia menurut kerelaan dan otoritas Nya, bukan hanya kepada orang beriman saja. Jadi bila ada ajaran yang mengatakan bahwa orang beriman akan mendapat berkat berlimpah setelah membayarkan perpuluhan kepada Tuhan (gereja), adalah suatu pengajaran yang salah.

Jawaban Tuhan Yesus atas doa orang beriman berisi penghiburan, pengajaran, nasihat, perintah, dan larangan. Dan semua firmanNya bersifat membimbing, menguatkan dan menegur untuk membangun dan bermanfaat bagi pertumbuhan iman orang itu. Bila tidak demikian maka harus dipertanyakan kebenarannya. Karena bisa saja yang bersuara adalah keinginannya sendiri, ambisinya sendiri, atau pikirannya sendiri yang dipengaruhi oleh nafsu dagingnya.

Doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya jelas menekankan tentang hal rohani (memuliakan Allah, kedatangan Kerajaan Allah, pengampunan dosa dan makanan secukupnya setiap hari), bukan hal duniawi.
Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskan lah namaMu; datanglah KerajaanMu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan .” (Luk.11:2-4)

Baptis Api (3)

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutnya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Mat.3:11)

Pertumbuhan iman orang percaya mengalami tiga kali pembaptisan, pertama adalah Baptis air, yang ke dua adalah Baptis Roh Kudus, dan yang ke tiga adalah Baptis Api. Baptis Air adalah baptis pertobatan, seperti yang di ajarkan oleh Yohanes Pembaptis. Baptis Roh Kudus adalah baptis yang diberikan Tuhan Yesus kepada orang beriman secara pribadi, dan tanda baptis Roh Kudus adalah Karunia bahasa roh. Baptis Api adalah baptis yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada orang beriman yang telah mempunyai buah Roh, dan tanda baptis api adalah kematian.

Ketiga baptisan ini menandai pertumbuhan iman orang percaya yang dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah ketika orang yang mendengar Injil menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya, akan dibaptis oleh hamba Tuhan dengan air sebagai tanda pertobatan. Pada tahap ini orang percaya mulai belajar dan haus akan firman Tuhan.

Tahap ke dua adalah ketika orang percaya mengalami hidup baru, dimana ia mau meninggalkan semua tabiat lama dan kemudian mendapat karunia bahasa roh sebagai tanda Baptis roh oleh Tuhan Yesus. Ada yang mendapatkannya secara masal dalam kebaktian gereja atau KKR, tetapi sering terjadi orang beriman mendapatkannya secara sendiri-sendiri pada saat di dalam doa dan penyembahan pribadi.

Tahap ke tiga adalah ketika orang beriman telah bertumbuh sampai menghasilkan buah Roh. Pada tahap ini orang beriman mengalami banyak pembaharuan pribadinya, sehingga semakin besar kasihnya kepada orang lain. Ia semakin murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor.13:4-7).

Pada tahap ini orang beriman mengalami pertumbuhan iman sampai sempurna, yaitu ketika ia telah menghasilkan buah Roh, yaitu ketika hidupnya dipenuhi dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal.5:22-23). Ketika orang beriman telah mencapai tahap ini ia akan melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan pikiran dan kehendak Allah sampai batas akhir, yaitu ketika Tuhan Yesus menjemputnya sebagai martir. Peristiwa martir atau mati karena nama Tuhan inilah yang disebut sebagai Baptis Api. Dalam Alkitab kita banyak menjumpai kisah-kisah tentang martir, yaitu kisah nabi-nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang dibunuh karena melakukan perintah Tuhan ALLAH. Dan kisah para rasul dan murid Yesus yang lain di dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Pengajaran tentang Baptis Api juga dapat ditemukan dari perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang ditulis dalam Injil.

Mrk.10:38-40 Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tapi hal duduk di sebelah kananKu atau disebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”

Kis.12:1-2 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.

Mat.10:39 Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Luk.17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Yoh.12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, Ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana Aku berada, disitupun pelayanKu berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Perkataan Tuhan Yesus diatas dengan jelas memberikan pengajaran tentang Baptisan Api. Bahwa Baptis Api adalah suatu ujian iman yang hanya diberikan kepada orang-orang pilihan Tuhan. Tujuannya adalah untuk memurnikan imannya itu sampai batas terakhir, sampai mati. Bagi mereka yang dapat lulus dari ujian ini akan mendapat tempat paling terhormat disisi tahta Tuhan dan hidup bahagia bersama Nya. Inilah kehidupan yang dijanjikan Tuhan. Jadi sebenarnya Baptis Api adalah merupakan pintu yang ada di dunia untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga Kekal.