Kamis, 28 Juni 2012

Renungan (15): Orang-orang Upahan di Kebun Anggur

 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.  Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.  Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.  Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.  Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.  Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?  Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.  Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.  Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.  Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.  Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,  katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.  Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?  Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.  Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?  Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." (Mat.20:4-16)

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan ini dengan maksud untuk memberitahu dan mengajar murid-murid Nya dan orang banyak yang datang kepada Nya tentang hal Kerajaan Sorga. Tetapi Ia mengetahui bahwa hal Kerajaan Sorga yang hendak disampaikan Nya itu tidak mungkin dibicarakan secara terus terang, karena dinilai Nya saat itu kebanyakan orang belum siap untuk menerima pengajaran Nya. Hal ini nyata dari dari ungkapan yang diutarakan Nya (juga dengan perumpamaan): "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." (Mat.7:6)
Dan Ia hanya memberitahukan dengan terus-terang tentang pengajaran Nya itu hanya kepada murid-murid Nya saja. 
Mat.13:36-43 Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."   Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;  ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.  Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.  Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.  Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.  Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.  Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Sampai pada masa sekarang pun Tuhan Yesus masih mengajar murid-murid Nya dan memberitahu segala sesuatu tentang hal Kerajaan Sorga dengan terus terang. Tetapi kepada orang yang bukan murid, Ia membiarkan hal Kerajaan Sorga itu tetap terselubung sehingga tetap menjadi rahasia.
Mereka yang dapat menjadi murid Nya adalah orang-orang yang mau menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Nya, yang diungkapkan Tuhan Yesus dengan perkataan:  "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.................................................
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk.14:26-33)

Tetapi dalam kesempatan lain Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa segala pengajaran tentang Kerajaan Sorga itu tidak selamanya akan terselubung dan suatu saat harus diberitakan dengan terus-terang.

Mrk.4:21-23  Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Demikian halnya dengan perumpamaan tentang 'Orang-orang upahan di Kebun Anggur' dimasa sekarang pun sudah boleh dinyatakan dengan terbuka dan rahasia tentang Kerajaan Sorga sudah saatnya disingkapkan agar semua orang mendengar dan banyak orang berbondong-bondong memasukinya.
Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus memberitahukan bahwa untuk dapat masuk Kerajaan Nya, orang harus menjadi murid Nya dan bagi mereka yang mau menjadi murid tidak diperhitungkan berapa lamanya mereka menjadi murid, melainkan dapatkah mereka melakukan seperti yang dikehendaki Nya. Mereka akan mendapatkan tempat yang paling mulia dalam Kerajaan Nya, yaitu bagi mereka yang mau menyerahkan hidupnya seutuhnya bagi Tuhan dan atau mati dalam nama Nya.
Jadi yang diajarkan Tuhan Yesus adalah tuntutan tertinggi yang harus dijalani oleh murid-murid Nya. Karena bagi murid-murid Nya itu telah disediakan Nya tempat yang paling mulia dalam Kerajaan Sorga.

Mrk.10:35-40  Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
 
Yoh.14:1-4  "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Orang yang bekerja mulai pagi-pagi benar adalah mereka yang bertobat semasa masih berumur muda belia /remaja; orang yang mulai pukul sembilan adalah mereka yang bertobat pada masa masih muda; orang yang mulai bekerja pukul dua belas dan pukul tiga petang adalah mereka yang bertobat pada usia dewasa; sedangkan orang yang bekerja mulai pukul lima petang adalah mereka yang bertobat pada masa sudah tua.
Dalam hal pemberian upah mereka dihargai sama yaitu satu dinar, yang menggambarkan kehidupan kekal ditempat yang paling mulia yang telah disediakan Nya dalam Kerajaan Sorga.

Dalam hal ini Tuhan tidak bertindak pilih kasih, Ia tetap bertindak adil karena semua orang bekerja dan melakukannya dengan sama baiknya, yaitu mereka mau menyerahkan hidupnya bagi Tuhan dan atau mati dalam nama Nya. (lihat Peta Pertumbuhan Iman Kristiani (12)

Profil Yesus Kristus dari Nazaret (01)

Dari informasi arsip surat yang diketemukan dan dapat kita baca sekarang, menjadi bukti bahwa Yesus dari Nazaret yang dipercayai oleh orang-orang Kristen sebagai Tuhan dan Juru Selamat dunia adalah benar-benar tokoh sejarah yang nyata. Pendapat yang mengatakan bahwa Yesus adalah 'tokoh rekaan' menjadi pendapat yang ketahuan tidak berdasar argumen yang kuat, bahkan tidak berdasar sama sekali. Dan orang yang mengikuti pendapat ini dapat disamakan dengan orang yang menghujat Roh Kudus

Sebab itu Aku berkata kepadamu:  Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak. (Mat.12:31-32) 

Dari surat dibawah ini, dapat dimengerti mengapa Pilatus  ’tidak berani’  menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus.  

Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!”  (Mat. 27:24)                                  

SURAT PONTIUS PILATUS*

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya :
___________________________                                                                                                       
                                                                                  KepadaYang Mulia
  

Kaisar Tiberius


Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi.

Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti “Tuhan” (Lord).
Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya.
Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat.Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya.. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini.

Pendapat saya adalah :
Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim.
                                                                                  
                                                                                  
Pelayan anda yang setia,
                                                                                   
                

Pontius Pilatus.
___________________________   
* Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. (di copy-paste dari blog Didik Anantha)