5. Perumpamaan tentang pengampunan
Ma.18:21-35. Kemudian datanglah
Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus
mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh
kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab
hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan
perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan
perhitungan itu, dihadapkan lah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh
ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya,
raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan
segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu
menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan ku lunas
kan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika
hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang
seratus-dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu,
katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon
kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan ku lunas kan. Tetapi ia
menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan
nya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh
memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh
hutangmu telah ku hapuskan karena engkau memohonkan nya kepadaku.
Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada
algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku
yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu
masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Dengan perumpamaan di atas Tuhan Yesus
hendak mengatakan bahwa manusia dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah
karena adanya pengampunan oleh Tuhan Yesus yang adalah raja dari
Kerajaan Allah itu. Tetapi Ia menuntut kepada orang yang telah diampuni
dosanya itu juga harus mau mengampuni orang yang bersalah kepadanya.
Bila ia tidak mau mengampuni orang lain itu maka Tuhan Yesus akan
mengijinkan iblis untuk menderanya dengan kesulitan-kesulitan hidup
sampai ia dapat mengampuni orang lain seperti yang dikehendaki Nya.
Kehendak Tuhan Yesus adalah bahwa selagi
manusia masih hidup di dunia ia harus selalu mau memaafkan atau
mengampuni semua orang yang bersalah kepadanya, baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja orang itu lakukan. Bilamana ia bisa
mengampuni dengan tulus maka ia telah bertumbuh imannya dan imannya itu
telah menghasilkan buah roh (Gal.5:22-23), karena buah
roh mempunyai sifat-sifat yang menjadi dasar bagi manusia agar dapat
mengampuni kesalahan orang lain dengan tulus. Dan bagi orang yang belum
mencapai iman seperti itu tidak akan mampu melakukannya, karena ia masih
dikuasai oleh dagingnya atau egonya. Tetapi bagi mereka yang mempunyai
iman yang sungguh-sungguh (yang benar) akan dapat mencapai pertumbuhan
seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus itu, walaupun harus melalui
kesulitan-kesulitan hidup yang penuh dengan air mata. Hal ini sesuai
dengan perkataan Tuhan Yesus :“Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” (Mrk. 10:25-27)
Gal. 5:22-23 Tetapi buah Roh
ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
Mrk.24b-27 ”Anak-anak-Ku,
alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta
melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan
Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika
demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan
berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi
Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”
Jadi orang yang akan masuk ke dalam
Kerajaan Allah adalah mereka yang dapat mengampuni sesamanya manusia
dengan tulus, dengan segenap hatinya , tidak hanya dengan ucapan di
bibir saja. Adalah suatu tuntutan yang sangat tinggi dan sepertinya
sangat sulit untuk dapat dilakukan oleh manusia. Tetapi bilamana Tuhan
Yesus telah mengatakan bahwa hal itu mungkin untuk dilakukan oleh
manusia maka tidak ada sesuatu apapun yang akan dapat menggagalkan nya.
Hal itu pasti bisa terjadi, karena FirmanNya “iya” dan “amin”, yang berarti pasti dan digenapi.
6. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di ladang anggur
Mat. 20:1-16 . “Adapun hal
Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar
keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat
dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah se dinar sehari, ia menyuruh
mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula
dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya
kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas
akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas
dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang
lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di
sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang
mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun
anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandor nya:
Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan
mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk dahulu. Maka
datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka
menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk
terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun
menerima masing-masing satu dinar juga. ketika mereka menerimanya,
mereka bersungut-sungut kepada tuannya itu, katanya: Mereka yang masuk
terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan
kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik
matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku
tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat se
dinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada
orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas
mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri-hati kah
engkau, karena aku murah hati ? Demikianlah orang yang terakhir akan
menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus Kristus hendak menyampaikan pesan bahwa setiap
orang yang hidup menuruti imannya, berikrar untuk tidak menikah dan
menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Nya atau menjadi martir karena
nama Nya akan mendapat upah yang sama, yaitu mendapat tempat yang paling
mulia di dalam Kerajaan Allah.
Mat.19:11-12 Akan tetapi Ia
berkata kepada mereka: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu,
hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin
karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang
dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya
demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa
yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.
Ada yang bertobat dan berikrar dari sejak
masih muda belia (usia remaja), yang diumpamakan pekerja-pekerja yang
ditemui Nya pada kesempatan pertama, pada pagi-pagi benar. Ada yang
bertobat dan berikrar pada masa muda (usia 20 an), yang diumpamakan
pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan ke dua, kira-kira pukul
sembilan pagi. Ada yang bertobat dan berikrar pada masa sudah dewasa
(usia 30 an tahun), yang diumpamakan pekerja yang ditemui Nya pada
kesempatan ke tiga, kira-kira pukul dua belas siang. Ada yang bertobat
dan martir pada masa sudah tua (usia 50 an), yang diumpamakan pekerja
yang ditemui Nya pada kesempatan ke empat, kira-kira pukul tiga sore.
Ada yang bertobat dan martir pada masa sudah lanjut usia (usia 60 an
lebih), yang diumpamakan pekerja yang ditemui Nya pada kesempatan ke
lima, kira-kira pukul lima petang.
Penjabaran dalam tulisan ini bukan hasil pemikiran akali dari penulis tapi merupakan pengajaran dari Tuhan Yesus yang diperoleh melalui nubuat, pembukaan firman, bergaul dan hidup dengan Nya selama lebih dari duapuluh tiga tahun. Penulis hanya berusaha untuk merangkum dan menyusunnya menjadi tulisan-tulisan pendek. Besar harapan bahwa blog ini menjadi berkat bagi para pembaca yang haus akan firman Tuhan. Dan bila berkenan silahkan memberikan komentar, tanggapan, atau pertanyaan sebagai pendalaman terhadap pembahasan firman Tuhan. Penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian saudara .Tuhan Yesus memberkati saudara sekalian.
BalasHapus