7. Perumpamaan tentang Perjamuan kawin.
Mat. 22:1-14 Lalu Yesus berbicara
pula dalam perumpamaan kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga seumpama
seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh
hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan
kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula
hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang
itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan
ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke
perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak
mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus
usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan
membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana
untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Dengan perumpamaan ini Tuhan Yesus
Kristus mengumumkan bahwa Kerajaan Allah itu diperuntukan bagi semua
orang, baik orang yang hidup saleh maupun orang yang hidupnya salah.
Tetapi bagi mereka yang mau menerima undangan Tuhan yaitu Pemberitaan
Injil, mereka harus mempunyai hidup yang baru, hidup yang sesuai dengan
panggilan imannya, yang diperumpamakan dengan pakaian pesta. Dan bagi
mereka yang menerima pemberitaan Injil tetapi tidak mempunyai hidup baru
yang indah akan ditolak Tuhan.
Hidup baru yang indah bagi Tuhan adalah
hidup yang penuh dengan kesucian, yaitu kesucian yang timbul dari dalam
hati, yang mendasari segala pikiran, ucapan, dan tindakan di dalam
hidupnya.
Pada mulanya undangan diperuntukan bagi
bangsa terpilih, yaitu bangsa Israel, tetapi mereka tidak mau memenuhi
undangan itu, karena mereka tidak mau percaya pada pemberitaan Injil
Kerajaan, bahkan mereka menyiksa dan membunuh orang-orang yang di utus
Nya. Tetapi dengan demikian bangsa-bangsa asing mendapatkan kesempatan
untuk mendapatkan undangan itu.
Jadi dengan demikian Kerajaan Allah
diperuntukan bagi semua orang yang mempunyai hidup baru yang indah dan sebaliknya bagi
mereka yang mau menerima pemderitaan Injil tetapi tidak mempunyai hidup
baru akan ditolak Tuhan.
Mat.7:21-23 Bukan setiap orang
yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. Pada hari
terakhir banyak orang berseru kepada Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama Mu, dan mengusir setan demi nama Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
8. Perumpamaan tentang benih yang tumbuh.
Mrk. 4:26-29 Lalu kata Yesus:
“Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih
di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana
terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya
mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian
butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah
cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”
Dengan perumpamaan tentang benih yang
tumbuh Tuhan Yesus memberitahukan bahwa pertumbuhan Kerajaan Allah tidak
tergantung pada pekerjaan manusia, karena Kerajaan Allah bertumbuh
dengan sendirinya sesuai dengan kehendak Allah. Kerajaan itu bertumbuh
semakin lama semakin besar dan proses terjadinya tidak dapat dimengerti
oleh orang yang memberitakan firman Injil Kerajaan. Dan firman Injil
Kerajaan bertumbuh dalam diri orang-orang beriman , baik secara
kwantitas maupun secara kwalitas, sehingga ketika jumlah orang-orang
beriman yang menjadi dewasa jumlahnya sudah genap maka Kerajaan Allah
baru dinyatakan di bumi.
Secara kwantitas Kerajaan Allah
berkembang dari dua belas murid yang dipilih Tuhan Yesus menjadi
sejumlah bilangan yang tidak terhitung banyaknya, dan ketika jumlahnya
genap seperti yang dikehendaki Allah maka Kerajaan Allah akan dinyatakan
kepada dunia.
Secara kwalitas Kerajaan Allah akan
dipenuhi oleh orang-orang kudus yang sempurna, tidak bercacat-cela,
murni seperti perawan. Karena orang-orang yang demikianlah yang
dikehendaki Allah untuk menghuni Kerajaan Nya.
Jadi Kerajaan Allah akan dinyatakan
kepada dunia setelah genap sejumlah orang-orang kudus yang mencapai
sempurna dan yang tidak terhitung banyaknya.
Wah.14:3-5 Mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan
tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus
dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak
mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama
seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba
itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai
korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam
mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Kesimpulan:
Dari perumpamaan-perumpamaan yang
diungkapkan Tuhan Yesus di atas, dapat diketahui seperti apakah Kerajaan
Allah yang dimaksudkan Nya.
Kerajaan Allah adalah dimulai dari benih iman yang pertumbuhannya membutuhkan waktu.
Kerajaan Allah adalah sekumpulan orang-orang beriman yang bertumbuh menjadi orang-orang kudus, yang menghasilkan buah roh dalam hidupnya.
Kerajaan Allah diberikan kepada orang beriman yang mau menyerahkan seluruh hidupnya bagi Tuhan Yesus Kristus.
Kerajaan Allah tidak menerima orang-orang yang masih hidup dalam dosa.
Kerajaan Allah hanya dapat diperoleh karena adanya pengampunan dosa oleh darah Tuhan Yesus Kristus.
Kerajaan Allah diberikan kepada semua orang yang mau hidup menuruti imannya.
Kerajaan Allah hanya diberikan kepada orang beriman yang mempunyai hidup baru yang indah.
Kerajaan Allah berkembang tidak bergantung pada seseorang, melainkan oleh kehendak Allah.
Kerajaan Allah akan dinyatakan setelah terdapat orang-orang kudus yang sempurna dan genap jumlahnya.
Dengan perkataan lain Kerajaan Allah adalah
dimulai dari benih iman, yang pertumbuhannya membutuhkan waktu, dimana
sekumpulan orang-orang beriman banyak sekali yang tumbuh menjadi orang
kudus, yang menghasilkan buah roh. Mereka adalah orang-orang yang
menyerahkan seluruh hidupnya bagi Tuhan. Di dalam Kerajaan Allah
tidak ada seorang pun yang masih hidup dalam dosa, hal ini dimungkinkan
karena adanya pengampunan dosa oleh kuasa darah Tuhan Yesus Kristus,
yang diberikan kepada semua orang yang mau percaya dan hidup menuruti
imannya itu, sehingga mempunyai hidup baru yang indah. Oleh karena itu
perkembangan Kerajaan Allah tidak bergantung pada
orang-perorangan, melainkan oleh kehendak Allah, yang akan dinyatakan
Nya setelah orang-orang kudus yang sempurna mencapai jumlah yang genap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar