Berkat yang dimengerti jemaat gereja ada dua, yaitu berkat jasmani dan berkat rohani,
tetapi di dalam pengajaran sebagian gereja lebih menitik beratkan
kepada berkat jasmani atau berkat duniawi, sedangkan berkat rohani atau
berkat sorgawi hanya dijadikan pengajaran pelengkap saja. Bahkan ada
gereja yang terang-terangan mengajarkan bagaimana untuk mendapatkan
berkat duniawi itu, sehingga hidup mereka penuh kelimpahan berkat duniawi. Secara akademis pengajaran seperti ini dikenal dengan nama Theologi Kemakmuran atau Theologi Sukses.
Dengan
dasar theologi ini ada beberapa gereja yang kemudian bertumbuh menjadi
besar dengan jumlah jemaat sampai puluhan ribu orang jemaat, bahkan ada
yang mencapai ratusan ribu orang jemaat. Mereka dapat membangun komplek
gereja seluas beberapa hektar sampai puluhan hektar dengan fasilitas
yang lengkap dan istimewa . Dengan hasil pencapaian sedemikian ini maka
mereka yakin akan “kebenaran”
pengajaran Theologi sukses itu karena pengalaman kesuksesan duniawi
yang mereka peroleh menjadi bukti bahwa mereka diberkati Tuhan, sehingga
lebih jauh mereka menyatakan bahwa ajaran itu sudah sesuai dengan
Firman Tuhan .Pertanyaannya
adalah “apakah Tuhan Yesus mengajarkan tentang hal-hal duniawi ?
ataukah tentang hal-hal rohani ? ataukah mengajarkan kedua-duanya ?”
Banyak
sekali ayat-ayat Alkitab ( sekurang-kurangnya ada120 ayat ) yang
berbicara tentang berkat, di dalam Perjanjian Lama ada 112 ayat yang
tersebar dalam 19 kitab dan di dalam Perjanjian Baru ada 24 ayat yang
terdapat dalam 3 Injil dan 9 suratan. Dari begitu banyak ayat-ayat
Alkitab yang membahas tentang berkat, adalah ayat dalam Kitab Maleakhi
yang menjadi ayat terpenting dari pengajaran Theologi Sukses itu:
Bawalah
seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumah Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN
semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit,
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. ( Mal. 3:10 )
Ini
merupakan ayat dalam Alkitab yang menjadi dasar dari ajaran kemakmuran
yang diajarkan gereja-gereja itu dan sangat digemari oleh jemaat,
terutama jemaat yang mempunyai latar-belakang pengusaha/ pedagang. Dalam
prakteknya ajaran ini diyakini jemaat tertentu yang ekonominya kemudian
berkembang secara signifikan setelah mereka menjadi anggota jemaat
gereja yang mengajarkan Theologi Kemakmuran itu. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua anggota jemaat mempunyai pengalaman sukses
seperti mereka, tetapi kebalikan dari pada itu, banyak atau sebagian
besar diantara anggota jemaat gereja tersebut yang tetap mengalami
kesulitan ekonomi; alih-alih mengalami kemakmuran yang diharapkan,
diantara mereka bahkan ada yang mengalami kesulitan ekonomi yang
bertambah parah, karena mereka dalam kesulitannya itu masih berkewajiban
untuk menyetorkan persepuluhan kepada “Tuhan” agar mereka dapat
diberkati.
Mendapatkan kenyataan seperti ini, kemudian pertanyaan yang muncul adalah : “Sudah sesuai kah ajaran gereja yang demikian dengan ajaran Tuhan Yesus?”
Sampai
disini maka ada dua pertanyaan yang harus dijawab untuk mendapatkan
kesimpulan tentang ajaran Theologi Kemakmuran di atas.
1. Apakah Tuhan Yesus mengajarkan tentang hal-hal duniawi ? ataukah tentang hal-hal rohani ? ataukah mengajarkan kedua-duanya?
Bila
kita membaca Kitab Injil maka yang didapatkan di dalamnya adalah bahwa
Tuhan Yesus banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk
memberitahukan ajaranNya tentang Kerajaan Sorga. Dan tanpa perumpamaan
Tuhan tidak mengajar segala sesuatu kepada murid-muridNya dan kepada
orang banyak. Dan dikatakanNya juga bahwa Ia mengajar dengan perumpamaan
agar yang mendengarkanNya tidak mengerti dan yang melihatnya tidak
menanggap; tetapi kepada murid-muridNya diberikanNya karunia untuk
mengerti arti perumpamaan-perumpamaan yang diajarkanNya itu.
Mat. 13:11-17 Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada
padanya akan diambil dari padanya. Itulah
sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena
sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka
tidak mendengar dan tidak mengerti.
Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan
mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan
melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan
telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan
mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Tetapi
berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar
ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin
mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Mat. 13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau membuka
mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang
tersembunyi sejak dunia dijadikan.”
Jadi
yang diajarkanNya adalah tentang rahasia Kerajaan Sorga bukan tentang
Kerajaan Dunia. Dengan perkataan lain bahwa Tuhan Yesus jelas
mengajarkan hal-hal yang bukan duniawi, melainkan mengajarkan hal-hal
yang rohani. Dan
tentang hal-hal duniawi Ia hanya memberikan nasihat agar manusia tidak
kuatir akan segala sesuatu tentang hidupnya, baik soal
makan-minum-pakaian maupun masa depan mereka.
Mat. 6:25-34
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung
itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?
Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan
tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada
dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi
mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab
itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab
itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Dalam
doa yang diajarkan Tuhan kepada murid-muridNya, Ia sekali lagi
menegaskan bahwa orang tidak perlu meminta hal-hal duniawi dalam doanya,
karena Tuhan sudah mengetahui kebutuhannya. Tetapi Ia mengajarkan untuk
berdoa meminta mengenai hal-hal yang rohani, sehingga dapat terlepas
dari jerat iblis dan setan.
Mat. 6:8-13 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
2. Apakah ajaran gereja tentang kemakmuran sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus?
Dari
kesimpulan pada pertanyaan pertama di atas maka dapat pula untuk
mengambil kesimpulan untuk pertanyaan yang ke dua. Ajaran tentang
kemakmuran yang dikenal dengan Theologi Sukses itu lebih menitik
beratkan pada hal-hal yang duniawi daripada hal-hal yang rohani,
sedangkan ajaran Tuhan Yesus jelas dan dengan tegas menekankan hanya
pada hal-hal rohani. Bila demikian maka dapat dengan tegas pula di ambil kesimpulan bahwa ajaran gereja tentang kemakmuran tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus.
Kesimpulan ini juga sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus bahwa tidak
dapat seorang secara bersamaan menghambakan dirinya pada Allah dan
kepada Mamon.
Mat. 6:24
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan
setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Dari
pembahasan di atas maka dapat diambil suatu pelajaran bahwa masalah
berkat duniawi bagi masing-masing orang adalah merupakan hak Allah (hak prerogatif Allah)
untuk memberikan secara berkelimpahan ataukah secukupnya saja tanpa
membeda-bedakannya. Karena Allah memberi berdasarkan kerelaanNya
sendiri, tidak tergantung pada keadaan orang yang bersangkutan dan telah
ditentukanNya jauh sebelum orang yang bersangkutan dilahirkan ke dunia.
Apabila Allah telah menentukan seseorang untuk memperoleh berkat
duniawi yang berlimpah, biarpun ia tidak hidup sesuai dengan yang
diinginkan Allah, orang tersebut tetap memperoleh berkat duniawi yang
berlimpah. Sebaliknya orang yang ditentukanNya untuk mendapat berkat
secukupnya saja, biarpun ia sudah beriman kepada Tuhan Yesus dan menjadi
orang yang saleh, tetap saja ia tidak akan mendapatkan berkat yang
berlimpah. Karena dimata Tuhan, seorang yang diberikanNya berkat yang
banyak diharapkan dapat menggunakan semua yang dimilikinya untuk
memuliakanNya dengan perbuatan “Kasih” (Luk. 16:9). Sebaliknya kepada
seorang yang diberikan berkat hanya secukupnya saja juga diinginkanNya
untuk dapat memuliakan Tuhan dengan perbuatan “Kasih” dengan
keberadaannya itu.
Jadi
baik yang berkelimpahan berkat maupun yang tidak berkelimpahan berkat
sama-sama dapat memuliakan Tuhan dengan perbuatan “Kasih” yang
menyenangkanNya.
Luk.16:9
Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan
Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi,
kamu diterima di dalam kemah abadi.”
Bahkan
lebih lanjut Tuhan Yesus mengatakan dengan perumpamaan, bahwa orang
kaya akan sangat sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Dengan
pernyataanNya itu dapat dimengerti bahwa Tuhan Yesus tidak mungkin
mengajarkan murid-muridNya dan orang banyak yang datang kepadaNya,
Theologi Kemakmuran itu. Karena Tuhan Yesus menginginkan semua orang
yang percaya kepadaNya dapat masuk ke dalam KerajaanNya.
Mat.19:23-24
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.“
Penjabaran dalam tulisan ini bukan hasil pemikiran akali dari penulis tapi merupakan pengajaran dari Tuhan Yesus yang diperoleh melalui nubuat, pembukaan firman, bergaul dan hidup dengan Nya selama lebih dari duapuluh tiga tahun. Penulis hanya berusaha untuk merangkum dan menyusunnya menjadi tulisan-tulisan pendek. Besar harapan bahwa blog ini menjadi berkat bagi para pembaca yang haus akan firman Tuhan. Dan bila berkenan silahkan memberikan komentar, tanggapan, atau pertanyaan sebagai pendalaman terhadap pembahasan firman Tuhan. Penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian saudara .Tuhan Yesus memberkati saudara sekalian.
BalasHapus