Setelah
Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea
dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan. Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia dan Ia pun menyembuhkan mereka di
sana.Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia.
Mereka bertanya: “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya
dengan alasan apa saja?” Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang
menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan
perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi
satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.”Kata mereka kepada-Nya: “Jika demikian, apakah sebabnya Musa
memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan
isterinya?” Kata Yesus kepada mereka: “Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian.Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya,
kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat
zinah.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya: “Jika demikian halnya
hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi
Ia berkata kepada mereka: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan
itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari
rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan
ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh
karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” (Mat.19:1-12)
Jawaban
Tuhan Yesus terhadap pertanyaan orang-orang Farisi di atas sungguh
diluar dugaan mereka, karena pertanyaan yang diajukan orang-orang Farisi
berkaitan dengan salah satu pokok perdebatan saat itu yang merupakan
pertanyaan yang sulit. Para ahli Taurat yang mengikuti pandangan Hillel
beranggapan bahwa seorang suami boleh menceraikan istrinya dengan
berbagai alasan bahkan alasan yang tidak masuk akal sekalipun. Para
penganut Shammai mempunyai pendapat bahwa perceraian hanya diperbolehkan
apabila terjadi perzinahan. Sebenarnya orang Farisi mengajukan
pertanyaan itu kepada Tuhan Yesus sudah tahu jawaban dari mashab
Hillel dan mashab Shammai tetapi mereka bermaksud untuk menguji Nya.
Pandangan
Hillel maupun pandangan Shammai ditentangNya dan Ia memberikan satu
pandangan yang mengatasi kedua pandangan itu, yaitu suatu pandangan yang
menentang segala bentuk perceraian. Perceraian hanya terjadi bila salah
satu dari padanya meninggal dunia.
Selanjutnya
Ia memberikan pernyataan atas tanggapan murid-muridNya tentang
pandanganNya itu, ketika murid-murid berpendapat “lebih baik tidak
kawin.” Dalam pernyataanNya itu Ia membedakan ada tiga kelompok orang
yang tidak kawin/ hidup membujang, yaitu:
1) Tidak dapat kawin karena cacat fisik/ mental dari sejak lahir.
2) Tidak dapat kawin karena orang lain.
3) Tidak dapat kawin karena Kerajaan Sorga.
1) Tidak dapat kawin karena cacat fisik/ mental dari sejak lahir.
Keadaan
orang yang cacat fisik yang menjadikannya tidak dapat kawin adalah
cacat fisik yang berhubungan dengan alat reproduksi, hal demikian tidak
dapat ditolak oleh karena adanya kelemahan pada organ tubuh yang
terkait. Sedangkan orang yang cacat mental menjadikannya tidak dapat
kawin karena walaupun secara fisik pertumbuhannya normal tetapi
pertumbuhan mentalnya tertinggal, sehingga hasrat biologis yang
berhubungan dengan reproduksi tidak tumbuh. Orang yang mengalami hal
demikian secara alami tidak mengalami hasrat biologis, dan menjadikannya
tidak kawin.
Sebagai
contoh orang yang cacat fisik yang menjadikannya tidak dapat kawin,
misalnya: Seorang laki-laki yang tidak mempunyai buah peler/ testis sejak dilahirkan, atau seorang perempuan yang dilahirkan tidak mempunyai indung telur/ ovarium. Dan contoh orang yang cacat mental yang menjadikannya tidak dapat kawin, misalnya: Seorang yang dilahirkan lemah mental/ ideot, sehingga sepanjang hidupnya ia tidak pernah bertumbuh menjadi dewasa.
2) Tidak dapat kawin karena orang lain
Orang
yang termasuk dalam kelompok ini secara fisik dan mental mengalami
pertumbuhan yang normal tetapi karena suatu sebab baik disengaja maupun
tidak disengaja mengalami kerusakan pada organ reproduksinya, contoh
orang seperti ini adalah orang yang mengalami kecelakaan atau dikebiri
oleh orang lain. Disamping itu dapat pula karena mengalami kisah
kegagalan cinta yang menjadikannya tidak mempunyai minat terhadap
perkawinan. Atau justru karena sepanjang hidupnya tidak ada lawan
jenisnya yang tertarik untuk mengawininya atau ia sendiri tidak
menemukan orang ingin dikawininya.
3) Tidak dapat kawin karena Kerajaan Sorga.
Orang
yang masuk dalam kelompok ini adalah orang beriman kepada Tuhan Yesus
dan mendapatkan pengalaman rohani, yang mendorongnya mau berikrar untuk
tidak kawin sepanjang hidupnya dan menyerahkan hidup serta masa
depannya bagi Tuhan Yesus. Orang yang demikian menganggap ikrarnya
sebagai persembahan hidup yang menyenangkan Tuhan.(Rm.12:1)
Rm.12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Tetapi
ada juga orang yang berikrar untuk tidak kawin diakibatkan karena
cintanya mengalami kegagalan; yang demikian semestinya bukan persembahan
hidup yang menyenangkan Tuhan. Dengan demikian apa yang dilakukannya
akan ditolak Tuhan dan menjadi sia-sia.
Seorang
yang mengucapkan ikrar dihadapan Tuhan Yesus harus dengan motivasi yang
benar, yaitu: karena imannya berusaha untuk melakukan sepenuhnya apa
yang diajarkan Tuhan kepadanya. Pengajaran itu ia peroleh melalui
pembukaan firman dari membaca Injil, nubuat, penglihatan, mimpi, maupun
khotbah dalam kebaktian, baik dalam persekutuan maupun dalam saat teduh
pribadi.
Seorang
beriman yang berikrar untuk tidak kawin berarti ia merelakan masa
depannya yang masih panjang kepada Tuhan dan mempersembahkan kesuksesan
duniawi yang mungkin akan dapat dicapainya demi Tuhan. Dalam hal ini
tentunya ikrar itu dilakukan selagi ia masih muda, kuat, penuh semangat
dan masa keemasan kariernya masih terbuka lebar. Ketika itu tentunya ia
masih berusia kurang dari tiga puluh sampai tiga puluh lima tahun. Tiga
puluh tahun untuk seorang wanita dan tiga puluh lima tahun untuk seorang
laki-laki.
Banyak
orang beriman yang berikrar tetapi karena motivasinya kurang benar atau
kurang pengetahuan, kemudian berbalik ditengah jalan. Banyak yang
berikrar karena terdorong semangat yang berapi-api tetapi kemudian
setelah beberapa lama berubah, hal ini disebabkan karena pengalaman
hidupnya yang baru; bisa karena bertemu dengan seseorang yang dirasakan
mencocoki hatinya sehingga ia memutuskan untuk kawin, atau karena
keadaan yang mendorongnya menjadi bersemangat kepada Tuhan ketika itu,
telah berubah sehingga ia menjadi tidak bersemangat lagi. Hal itu
mungkin adalah godaan atau cobaan yang diperkenankan Tuhan, untuk
menguji kesungguhan ikrarnya.
Seorang yang berikrar akan mengalami pertumbuhan iman yang mengubah pandangan hidupnya, karakternya, dan pengetahuannya akan Tuhan Yesus dan kehendak Nya.Ia akan bertumbuh dari manusia duniawi berubah menjadi manusia rohani, yang pada tingkatan yang paling sempurna menjadi seorang yang menyerupai Tuhan Yesus.(Mat.10:24-25)
Mat.10:24-25 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
Penjabaran dalam tulisan ini bukan hasil pemikiran akali dari penulis tapi merupakan pengajaran dari Tuhan Yesus yang diperoleh melalui nubuat, pembukaan firman, bergaul dan hidup dengan Nya selama lebih dari duapuluh tiga tahun. Penulis hanya berusaha untuk merangkum dan menyusunnya menjadi tulisan-tulisan pendek. Besar harapan bahwa blog ini menjadi berkat bagi para pembaca yang haus akan firman Tuhan. Dan bila berkenan silahkan memberikan komentar, tanggapan, atau pertanyaan sebagai pendalaman terhadap pembahasan firman Tuhan. Penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian saudara .Tuhan Yesus memberkati saudara sekalian.
BalasHapus