Mimpi merupakan
pengalaman hidup manusia yang sudah umum diketahui oleh semua orang,
dan sering disebut orang sebagai “bunga orang tidur”, dan orang yang
berangan-angan untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu yang tidak
mungkin terjadi, juga dikatakan sebagai “mimpi di siang bolong.” Tetapi yang dimaksud dengan ‘mimpi’ disini adalah mimpi yang merupakan pesan firman dari Tuhan.
Seorang beriman yang berdoa
meminta sesuatu kepada Tuhan sering mendapat jawaban lewat mimpi, dalam
hal ini orang yang bersangkutan mengerti maksud dari jawaban Tuhan itu.
Tetapi bila ia tidak mengerti makna mimpi itu ia hendaknya berdoa
kembali untuk meminta petunjuk dari Tuhan atau mencari orang yang
mempunyai karunia bernubuat untuk meminta tolong kepadanya menanyakan
makna mimpi itu kepada Tuhan Yesus.
Kej.20:3 Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami.”
Bil.12:6 Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.
Yl. 2:28 “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
Mat. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Penglihatan terjadi disaat seorang beriman sedang berdoa dan menyembah Tuhan, dimana pada saat ia sedang khusuk menyembahNya, dalam benaknyamuncul sebidang layar putih seperti layar biokop dan pada layar itu timbul gambar. Orang yang bersangkutan biasanya langsung mengerti makna gambar penglihatan itu.
Perbedaannya dengan mimpi adalah
bahwa mimpi terjadi pada saat seseorang sedang tertidur sedangkan
penglihatan terjadi pada saat seseorang sedang dalam keadaan khusuk
sembahyang. Dan biasanya mimpi merupakan gambar hidup (bioskop) yang
tidak berwarna, hanya hitam-putih saja, sedangkan penglihatan merupakan
gambar tunggal (slide) yang berwarna-warni.
Kej. 15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.”
Why. 9:17 Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan
ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju
zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda
itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap
dan belerang.
Nubuat adalah firman Tuhan yang disampaikanNya kepada satu orang saja atau banyak orang melalui mulut seorang yang mempunyai karunia bernubuat. Firman itu berisi pengajaran, penghiburan, atau teguran kepada orang lain atau kepada diri orang yang bernubuat itu sendiri. Nubuat terjadi di persekutuan orang beriman, atau disaat ia sedang sembahyang sendiri di kamarnya.
1 Kor.14:3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
Pembukaan firmanadalah pencerahan terhadap firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Seorang yang mendapatkan pembukaan firman ia seperti dibukakan pikirannya sehingga mengerti maksud firman yang dibacanya atau yang diingatnya, dan firman itu seperti menunjuk langsung pada dirinya agar ia memperhatikannya. Dalam hal ini firman itu adalah Tuhan sendiri yang berbicara langsung kepadanya, untuk menghibur, menguatkan, mengajar, memerintah, atau menegur.
Makna firman itu dimengertinya
tidak melalui proses berpikir dalam otaknya, tetapi dengan begitu saja
ia langsung tahu apa yang dimaksudkan dari firman itu. Pengertian yang
diperolehnya itu diluar pemikiran otak manusia tetapi bila ditelaah
lebih dalam ternyata kemudian nampak kebenarannya, yang tidak
terbantahkan. Hasil pengertian itu bersifat baku, dalam arti pengertian
itu tidak pernah berubah selamanya dan kemudian membentuk susunan yang
saling mendukung dan kompak serasi dengan pembukaan firman yang
diperolehnya kemudian.
Pembukaan firman yang diperoleh oleh seorang dengan seorang yang lain tidak pernah mempunyai makna yang saling bertentangan, biarpun pengertian itu diperoleh seseorang yang hidup pada jaman yang berjarak sampai ratusan tahun bahkan sampai ribuan tahun lamanya sekalipun. Perbedaan terjadi karena adanya interfensi dari kepentingan (ego) orang yang bersangkutan, dalam hal ini jelas pembukaan firman yang diperolehnya bukan dari Tuhan melainkan dari dirinya sendiri.
Untuk mengetahui suatu pembukaan
itu benar dari Tuhan atau bukan, maka yang dapat dilakukan adalah diuji
dengan firman Tuhan yang ada dalam Alkitab. Bila senafas dan tidak
bertentangan maka pembukaan firman itu tentu benar adanya.
Dan cara lain untuk menguji apakah mimpi , penglihatan, nubuat, dan pembukaan firman itu benar dari Tuhan Yesus atau bukan, adalah dengan ‘melupakannya’; dengan berlalunya waktu, mungkin sampai beberapa hari atau beberapa minggu, atau beberapa bulan, atau beberapa tahun, bila pembukaan firman yang diperolehnya bukan dari Tuhan Yesus maka ia akan segera melupakannya; tetapi bila itu dari padaNya maka firman itu akan terus mengejarnya; firman itu akan terngiang-ngiang terus dalam benaknya, tidak dapat dilupakannya sampai orang itu mau memperhatikannya, makin lama tuntutan firman itu tidak menjadi melemah tetapi semakin lama semakin kuat, dan memaksanya untuk memperhatikan dan meresponnya.
Sebagai contoh kejadian seperti ini dapat kita membaca pengalaman nabi Yunus.
Yun.1:1-4:11 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.”
……………………………………………………Lalu Allah
berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit
pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang
tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu,
yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya
tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang
banyak?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar